Saturday, April 16, 2011

My Current Wishlist *eyeswideopen*

Epiphone SG



the special edition of SG, emily the strange


epiphone les paul "nightfall"


curious how this guitar sounds? check this video



DAMN, I WANT THOSE GUITAR SO BAD !
(sumfeh kalo ada yang ngasih gue ga nolak!)

Dearly Beloved

dearly beloved,
your charm first caught my attention not so long ago.
when you began to search your love life, i can only support you.
without you knowing, that the love you never found,
was right here all alone.
waiting here for you..

dearly beloved,
have you ever wondered why there's night and day?
maybe it's a reminder of how life is supposed to be
sometimes you get a bright moment,
and then there's a dark days.
you may forget me in those bright moments,
but you should know,
that i will be there for you to pass through those dark days
so that you can reach for another bright days..

Dearly Beloved, I-Love-You

this is an amazing story! you should read this thoroughly

10th grade (1 SMA)


Saat aku duduk di kelas bahasa inggris, menatap gadis disampingku. Dia adalah sahabatku. Aku menatap rambut panjang sehalus sutra-nya, dan berharap dia adalah milikku. Tapi dia tidak menyadarinya, dan aku tahu itu. Setelah kelas selesai, dia berjalan ke arahku dan meminta catatan yang ketinggalan kemarin, dan kuberikan padanya. Dia berkata "terima kasih" dan memberi ciuman di pipiku. Aku ingin memberitahunya, aku ingin dia tahu jika aku tak ingin menjadi sekedar teman, aku mencintainya tapi aku terlalu malu, dan aku tak tahu kenapa.

11th grade (2 SMA)

Telepon berdering. Di ujung sana, ada dia. Dia menangis, dan berkata terus-terusan bagaimana cintanya telah mematahkan hatinya. Dia memintaku untuk datang karena dia tak ingin sendirian, dan aku pun datang. Aku duduk di sofa di sebelahnya, menatap matanya yang lembut, berharap dia adalah milikku. Setelah 2 jam berlalu, sebuah film oleh Drew Barrymore, dan tiga kantong kripik, dia memutuskan untuk tidur. Dia melihatku, berkata "terima kasih" dan mencium pipiku. Aku ingin memberitahunya, aku ingin dia tahu jika aku tak ingin menjadi sekedar teman, aku mencintainya tapi aku terlalu malu, dan aku tak tahu kenapa.

Senior year (3 SMA)

Sehari sebelum pesta kelulusan dia berjalan ke lokerku. "Pasanganku sakit" dia bilang. Dia tidak bisa melakukannya dengan baik, aku tak punya pasangan, dan ketika 7th grade, kami membuat janji jika tak ada diantar kita yang punya pasangan, maka kita akan datang berdua, sebagai teman baik. Dan itu yang kami lakukan. Malam kelulusan, setelah semuanya selesai, aku berdiri di depan tangga rumahnya. Dia tersenyum padaku, dan memandangku dengan matanya yang sebening kristal. Aku ingingin dia menjadi milikku, tapi dia tidak berpikir sepertiku, dan aku tahu itu. Lalu dia berkata "Ini salah satu momen terindah buatku, terima kasih" dan menciumku di pipi. Aku ingin memberitahunya, aku ingin dia tahu jika aku tak ingin menjadi sekedar teman, aku mencintainya tapi aku terlalu malu, dan aku tak tahu kenapa.

Hari Wisuda

Sehari berlalu, lalu seminggu, lalu sebulan. Sebelum aku berkedip, ini hari kami wisuda. Aku melihat tubuhnya yang sempurna melayang seperti malaikat di panggung untuk menerima diploma. Aku ingin dia menjadi milikku, tapi dia tidak menyadari seperti itu, dan aku tahu itu. Sebelum semua orang pulang, dia mendatangiku dengan pakaian dan topinya, menangis ketika aku memeluknya. Lalu dia mengangkat kepala dari pundakku, dan berkata "kau sahabat terbaikki, terima kasih" dan mencium pipiku. Aku ingin memberitahunya, aku ingin dia tahu jika aku tak ingin menjadi sekedar teman, aku mencintainya tapi aku terlalu malu, dan aku tak tahu kenapa.

Beberapa tahun kemudian

Sekarang aku duduk di bangku gereja. Gadis itu menikah. Aku melihatnya mengatakan "ya, saya bersedia" dan memasuki kehidupan barunya, menikahi seorang pria. Aku ingin dia menjadi milikku, tapi dia tidak melihatku seperti itu, dan aku tahu itu. Tapi sebelum pergi, dia mendatangiku dan berkata "kau datang!". Dia berkata "terima kasih" dan mencium pipiku. Aku ingin memberitahunya, aku ingin dia tahu jika aku tak ingin menjadi sekedar teman, aku mencintainya tapi aku terlalu malu, dan aku tak tahu kenapa.

Pemakaman

Bertahun-tahun berlalu, aku menatap peti mati yang berisi wanita yang menjadi "sahabat terbaikku". Dalam acara itu, mereka membaca buku harian yang ditulisnya ketika dia masih SMA. Seperti inilah bacaannnya:

"Aku memandangnya, berharap dia adalah milikku, tapi dia tidak menyadariku seperti itu, dan aku tahu itu. Aku ingin memberitahunya, aku ingin dia tahu jika aku tak ingin menjadi sekedar teman, aku mencintainya tapi aku terlalu malu, dan aku tak tahu kenapa. Kuharap dia akan berkata jika dia mencintaiku"

"Kuharap juga begitu" aku berkata pada diriku sendiri, dan aku menangis...